Asal Usul Bom Atom Hiroshima Nagasaki dan Rumus Einstein
Ketika
duduk di bangku sekolah, pasti kalian pernah belajar sejarah tentang peristiwa
bom atom perang dunia ke 2 pada tahun 1945 di kota Hiroshima dan Nagasaki. Ya,itu
peristiwa hebat yang tak akan pernah
terlupakan sepanjang masa oleh masyarakat dunia.
Namun
dibalik terjadinya bom nuklir hebat itu, pastilah ada serangkaian perencanaan
dibalik itu semua. Banyak artikel yang mengaitkan bahwa terjadinya pengeboman 2
kota di jepang itu dikarenakan oleh adanya penemuan Albert Einstein mengenai
teori relativitasnya yaitu E = MC2
Dimana
E adalah Energy, M itu adalah Massa dan C adalah kecepatan cahaya (3.00 x 108
m/s )
Sebenarnya
penemuan proses nuklir berawal dari penemuan ahli fisika
Hongaria yang bernama Leo Szilard pada tahun 1934. Leo menemukan suatu teori
bahwa inti atom tertentu dapat pecah jika ditembak berulang-ulang dengan
partikel neutron dan menimbulkan chain reaction (reaksi berantai).
Kemudian Leo menemui Einstein dan menyampaikan penemuannya. Oleh Einstein, chain
reaction ini dirumuskan dengan e=mc², yang dapat menghasilkan kekuatan
raksasa.
Leo
membujuk Einstein bahwa bom atom dapat dibuat dengan menggunakan rumus
tersebut, tetapi Einstein tidak mau mencampurkan antara urusan penelitian
dengan pembuatan bom untuk perang. Tetapi setelah dibujuk Leo secara
terus-menerus, akhirnya Einstein menyetujui untuk mengirimkan surat pada
Presiden Amerika Serikat (waktu itu Roosevelt) yang berisi ide untuk membuat
bom menyaingi Jerman.
Berdasarkan
surat yang dikirim oleh Einstein, maka di bentuk ‘The Manhattan Project’.
The Manhattan Project adalah proyek untuk menguji dan mengembangkan
energi nuklir. Implikasi nyata dari proyek ini adalah dibangunnya sebuah pusat
uji nuklir di padang pasir New Meksiko. Leo Szilard ikut terlibat di dalam
proyek tersebut tetapi Einstein tetap tidak mau terlibat dalam urusan perang.
Sesudah
Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia I, Einstein makin getol mendesak
presiden Roosevelt untuk menghentikan ‘The Manhattan Project’, tetapi
usahanya tidak pernah berhasil. Bahkan, pemerintah Amerika mulai menciptakan
bom atom.
Harry
Truman diangkat menjadi Presiden setelah Roosevelt wafat. Waktu itu Perang
Dunia Ke-2 sedang berkecamuk. Serangan Jepang di Pearl Harbour sepertinya
membuat emosi presiden Truman makin memuncak, ia pun memutuskan untuk
melemahkan kekuatan Jepang dengan menggunakan bom atom. Keputusan presiden
Truman ini cukup mengejutkan dunia.
Prinsip
bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki adalah pembelahan inti atau
reaksi fisi, yaitu reaksi pembelahan yang disebabkan interaksi suatu unsur
dengan neutron. Kekuatan ledakan dari hasil penembakan uranium 235 dan
plutonium 239 dengan neutron juga menghasilkan radioaktif.
Pada
tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di Hiroshima. Kemudian,
menyusul Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat ledakan bom atom
Hiroshima dan Nagasaki, sekitar 100.000-200.000 orang tewas seketika. Sedangkan
puluhan ribu lainnya tewas akibat kanker, muntah-muntah, dan diare yang
diakibatkan oleh radiasi bahan radio aktif. Akibat jangka panjang dari bom atom
Hiroshima Nagasaki adalah cacat permanen, katarak, botak, kemandulan, dan cacat
bayi.
Setelah
beredar berita terhadap pengeboman Hiroshima Nagasaki, sebagian ilmuwan ‘The
Manhattan Project’ diliputi perasaan bersalah. Einstein merupakan salah satu
ilmuwan yang paling mengalami kesedihan dan perasaan bersalah. Einstein
mengirimkan surat pada presiden Amerika menyatakan perasaan yang sangat
bersalah atas penemuan teori relativitas yang mendasari pembuatan bom atom.
Openheimer
juga juga merasa sangat bersalah atas musibah bom atom Hiroshima Nagasaki. Setelah kejadian
itu, Openheimer ikut secara langsung berkampanye untuk menentang pengembangan
senjata nuklir.
Tetapi
aksi para ilmuwan itu tidak menyurutkan pemerintah Amerika untuk menghentikan
uji coba nuklir. Bahkan, pada 28 pebruari 1954 pemerintah Amerika melakukan
percobaan peledakan bom hidrogen di pulau Marshal. Bom tersebut meledak dengan
kekuatan yang sangat besar di luar perkiraan. Cuaca sekitar menjadi sangat
buruk dan radioaktif meliputi Pulau Marshal dan daerah perairan di sekitarnya.
Akibatnya, seluruh penduduk harus diungsingkan dari pulau tersebut dan pulau
itu tidak dapat dihuni sampai sekarang akibat radiasi.
Penduduk
pulau Marshal juga mengalami penyakit kanker serta bayi cacat. Sedangkan
nelayan Jepang beserta perahu pengangkut ikan, yang pada saat kejadian berada
di sekitar pulau Marshal, pada saat kembali ke pelabuhan mengalami luka bakar,
diare, dan muntah-muntah. Sedangkan ikan hasil tangkapan mereka juga terkena
imbas radioaktif sehingga tidak bisa dipasarkan.
Dari
ilustrasi yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat jika suatu penemuan
keilmuan tidak disikapi dengan bijak akan menimbulkan suatu malapetaka bagi
kehidupan manusia. Saat ini, pengembangan nuklir lebih diarahkan menjadi
sesuatu yang lebih berguna, seperti untuk pembangkit tenaga listrik.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar